Toleransi dalam Islam: Damai Itu Indah

Niki Thalia

Islam sering kali disalahpahami sebagai agama yang keras dan kaku. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Bahkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Islam sudah menunjukkan teladan luar biasa tentang hidup berdampingan dengan damai, tanpa memandang perbedaan keyakinan, budaya, ataupun suku.

Toleransi Itu Ajaran, Bukan Sekadar Pilihan

Toleransi dalam Islam bukanlah tren atau sekadar pilihan hidup, tapi merupakan bagian dari ajaran pokok. Al-Qur’an dengan tegas mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…” (QS. Al-Baqarah: 256).

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Islam menghargai kebebasan berkeyakinan. Tugas seorang muslim hanyalah menyampaikan kebenaran, bukan memaksakan. Hidayah itu urusan Allah. Kita hanya dituntut untuk menyampaikan dengan cara yang santun dan penuh kasih.

Teladan Toleransi dari Rasulullah

Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dalam hal toleransi. Di Madinah, beliau hidup berdampingan dengan kaum Yahudi dan Nasrani tanpa menimbulkan konflik. Bahkan Piagam Madinah yang beliau buat adalah bukti nyata bahwa umat Islam bisa hidup berdampingan secara damai dengan kelompok lain, selama ada rasa saling menghargai.

Dalam berbagai kesempatan, Nabi selalu bersikap lembut kepada non-muslim. Suatu ketika, saat ada rombongan Nasrani datang ke masjid Nabawi untuk berdialog, Nabi mempersilahkan mereka beribadah di masjid. Ini adalah contoh konkret bahwa Islam tidak anti terhadap perbedaan, malah sangat terbuka dan menghormati keyakinan orang lain.

Jangan Sampai Salah Paham

Sayangnya, masih ada sebagian orang yang mengartikan toleransi sebagai pembenaran terhadap semua ajaran atau mencampuradukkan keyakinan. Ini tentu keliru. Dalam Islam, toleransi artinya menghargai dan menghormati, bukan mengikuti ajaran lain atau meleburkan keimanan.

Toleransi adalah soal sikap, bukan kepercayaan. Kita bisa tetap berpegang teguh pada prinsip Islam sambil tetap menghormati orang yang berbeda keyakinan. Kita tidak perlu membenci hanya karena berbeda agama. Justru sebaliknya, kita harus menunjukkan akhlak yang baik agar orang lain bisa melihat keindahan Islam melalui perilaku kita.

Toleransi Dimulai dari Hal Kecil

Toleransi nggak selalu harus hal besar. Sering kali, toleransi itu dimulai dari hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tidak mengganggu ibadah umat lain, tidak menyebar kebencian di media sosial, dan menjaga ucapan agar tidak menyakitkan bagi yang berbeda keyakinan.

Menghargai perbedaan budaya, bahasa, atau cara berpakaian pun termasuk bentuk toleransi. Jika kita membiasakan ini sejak dini, generasi kita bisa tumbuh menjadi masyarakat yang harmonis dan damai.

Toleransi Itu Kunci Kedamaian

Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Tanpa toleransi, perpecahan bisa dengan mudah terjadi. Tapi dengan sikap saling menghargai, hidup bisa lebih tenang dan damai. Islam sendiri sangat mendorong umatnya untuk menjadi agen perdamaian, bukan sumber konflik.

Sebagaimana sabda Nabi:
“Seorang muslim adalah orang yang tidak mengganggu orang lain dengan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).
Artinya, jika kita benar-benar mengikuti ajaran Islam, seharusnya kita menjadi pribadi yang ramah, santun, dan tidak menyakiti orang lain—baik secara fisik maupun verbal.

Toleransi adalah cermin keimanan. Semakin dalam keimanan seseorang, seharusnya semakin bijak ia dalam menyikapi perbedaan. Jadi, yuk mulai dari diri sendiri. Jangan ragu untuk belajar Islam lebih dalam, terutama dari guru ngaji yang kompeten dan sabar membimbing. Kamu bisa pilih jasa guru ngaji ke rumah lewat link ini atau ikut kursus ngaji Quran online/offline di link ini yang praktis dan terpercaya.

Belajar Islam itu indah, apalagi kalau dibarengi dengan sikap toleran. Yuk, bawa kedamaian lewat pemahaman yang benar!

Bagikan:

Tags

Avatar photo

Niki Thalia

Niki Thalia memiliki latar belakang di bidang jurnalisme dan desain grafis, yang memberinya keunggulan dalam menginterpretasikan tren dan menerjemahkannya menjadi konten visual yang menarik.